Selasa, 13 Maret 2012

VENOM (Bosan Hidup Biasa)

Filial Prematur

Sebuah desa kecil bernama Kingdom, desa yang terletak jauh di pinggiran kota yang jauh dari keramaian. Desa ini di pimpin Felis sebagai seorang kepala desa. Desa ini memiliki suasana yang damai, alam di desa ini sangat sejuk, betangan sawah yang luas, hutannya rapat dan angin sepoi-sepoi yang silir berganti menghembus membawa kesejukan.

Di desa Kingdom ini hanya terdapat 6 kepala keluarga yang hidup bergantung dengan alam sekitar. Mereka adalah keluarga besar Felis, Horribilis, Haliastur, Fasciola, Delphis, dan  Macacus. Hidup mereka tentram karena saling bahu-membahu antar sesama.

Musim Estrus adalah musim ketika banyak wanita sedang mengandung . Musim ini jadi musim kasih sayang dalam keluarga mereka. Kepala keluarga masing-masing akan memberi perhatian lebih untuk istrinya.
Kebahagiaan keluarga di desa Felis selama musim ini berlangsung selama 10 bulan, dan setelah itu mereka akan mengalami musim Prey. Musim inilah musim yang paling menentukankan. Masing-masing kepala keluarga akan mencari makan untuk keluarga mereka dengan berkebun.
Desa ini tidak hanya memiliki kekayaan alam berupa pemandangan yang damai, bahkan desa Kingdom punya banyak daerah yang menghasilkan minyak bumi yang melimpah.
Para pengusaha di perkotaan selalu mengincar desa Kingdom untuk dijadikan sumber kehidupan mereka. Perusahaan Hermaphroditus yang di pimpin oleh Paradoxurus selalu mengincar desa ini.
Suatu hari Paradoxurus mengunjungi desa Kingdom dan bertemu dengan Felis, “Felis lahan kalian akan saya jadikan lahan pertambangan minyak bumi, hasilnya akan melimpah dan kalian tidak akan merasa kekurangan”. Felis tersenyum dan mengatakan “Maaf pak, lahan ini bukan hanya milik saya. Bagaimana tanggapan masyarakat saya kalau saya bersedia sedangkan mereka menolaknya?”. “Oh tenag pak, bapak tinggal bicarakan ini pada penduduk, hidup mereka akan terjamin dengan kerjasama ini”. Felis tak mau ambil keputusan begitu saja dan segera memberi pengumuman kepada seluruh penduduk untuk membicarakannya.
Haliastur, “kalau saya setuju saja, hidup kita kan sudah dijamin akan terpenuhi. Kita tidak perlu susah payah mencari makan”,katanya santai. Felis, “bagaimana dengan keputusan Pak Haliastur, adakah yang setuju?”. Delphis, “kita tidak bisa dijamin akan terpenuhi hidup kita, karena ini akan berbahaya dampaknya dengan alam kita”, tegas pak Delphis dengan nada tidak setuju.

Keputusannya seluruh keluarga tidak menyetujui kerjasama ini. Keesokan harinya. “Kami tidak bisa menerima penawaran Anda”. “Tapi ini tawaran yang luar biasa hasilnya, bapak tidak akan menyesal menerima ini”. “Baiklah kalau begitu pak, saya akan berikan tanah milikku untuk dijadikan lahan investasi”.

Lima tahun kemudian. Desa ini tidak tampak alami lagi, begitu banyak pohon-pohon di tebang, limbah dibuang begitu saja, hasil perkebunan mereka rusak dan mengalami gagal panen, sedangkan bulan ini istri mereka akan melahirkan buah hati mereka yang hanya terjadi selama 60 tahun sekali.
“Felis, kita tidak bisa diam begini, tidakkah kau lihat desa ini makin kacau balau, alam kita rusak”, tegur Fasciola keita bertemu Felis sewaktu berjalan pulang ke rumah. “saya tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya”. “Bukannya hasil musyawarah seluruh kepala keluarga tidak menyetujui ini, dewa akan marah melihat perusakan desa ini, keluarga kita, dan keturunan kita nanti akan terancam”. “ Saya akan mencoba menanganinya”. Fasciola kembali kerumah dengan suasana hati yang gunda.
Malam ini tepat pukul 00.00 istri mereka akan melahirkan keturunan mereka yang selama lima tahun di kandung. Seluruh keluarga gelisah menanti buah hati mereka. “Cuaca malam mini cerah, karena kita akan kedatangan seseorang yang akan menjaga kedamaian desa ini”,Delphis mengatakannya dengan hati penuh kegembiraan.
Tiba-tiba suasana berubah menjadi ketakutan, angin putar menghempas desa Felis tanpa cela. Teriakan histeris muncul dari istri Macacus. “tidak.. tolong saya, tolong saya”. Badai kencang, petir dan gemuruh gutur seolah menyergap desa Felis. Semua masyarakat lari menyelamatkan diri masing-masing. Pukul 11.11 istri Macacus tak kuasa menahan sakit. Ia melahirkan anaknya di bawah kolong tempat tidur sementara seluruh rumah hancur porak-poranda.  Felis menghimbau masyarakatnya yang menyelamatkan diri mereka dalam goa-goa di tengah hutan.”Sepertinya kita harus kembali ke desa, istri Macacus tidak bersama kita.
Tiba-tiba gemuruh tetap bertahan menyerang desa Kingdom. “Saya akan tetap dalam goa ini, Horribilis, Haliastur, Fasciola, Delphis dan Macacus kalian kembali ke desa selamatkan istri Macacus”. “Baiklah, ayo kita kembali ke desa”, Macacus resah.

Setiba di desa mereka tercengang melihat permukiman mereka runtuh. “Ayo kita selamatkan Macacis”, Horribilis dengan lantang mulai bergerak. Kali ini angin yang dahsyat seolah mengikis kulit bumi tampak dari kejauhan. “Kembali ke goa, sekarang… cepat”. Sekejap desa Kingdom hilang di sapu rata dengan badai itu, sementara perusahaan minyak bumi yang ada tetap kokoh berdiri yang berada 3 km dari permukiman diatas bukit.

“Sepertinya saya harus ikut menolong mereka” Felis meyakinkan seluruh ibu dan kembali ke desa berharap akan menemukan penduduk yang lain. Sesampainya di desa Felis memandang kosong “apa yang sebenarnya terjadi”, desa ini tak satupun benda tersisa kecuali tempat tidur yang tampak dari kejauhan hanya memiliki 1 kaki yang selanjutnya akan rubuh. Perlahan di dekatinya, semakin dekat ia mendengar suara tangisan bayi. “Macacis.. apa itu kau” sambil berlari kearah ranjag itu , bersamaan dengan itu ranjangpun runtuh.
Felis menyelamatkan bayi Macacus dengan badannya yang tertimpa ranjang. Dia berusaha keluar dari runtuhan ranjang. Dengan keyakinan yang besar Felis keluar dari tumpukan kayu-kayu besar itu dengan membawa bayi Macacus. Sesampainya di goa “Fils…bagaimana keadaanmu, aku kembali membawa bayi Macacus”, sesampainya ia hanya mendapatkan seluruh wanita itu hanya terbaring kaku di atas bebatuan dengan perut mereka yang masih tetap besar.”Fils istriku, bangunlah…kau tidak boleh tinggalkan aku dan anakku”.
Felis mendatangi Hirribilis, Helia, Ficiola, dan Delpi tetapi mereka tidak berada dalam keadaan hidup, mereka meninggal bersama dengan bayi mereka.
Felis memandang hampa sambil menggendong bayi Macacus. “kenapa kalian semua meninggalkanku sendiri”, rintih Felis dengan air matanya yang mencucur deras. “Ini semua salahku, kenapa bukan saya yang mati oh dewa, kembalilah kalian semua…biar aku yang menanggung ini”.
Felis merawat bayi itu dan menamakannya Jasmin Sambac, karena dalam goa itu tumbuh bunga melati yang harum. Felis berpikir untuk keluar dari goa itu karena goa itu berbahaya kalau harus di jadikan tempat tinggal.


Paradoxurus melihat permukiman habis seraya tersenyum. “Akhirnya desa Kingdom jatuh ditanganku, hahah”dengan bahagian ia mulai memperbesar pabriknya memenuhi desa Kingdom yang sudah tiada berbekas.
Setelah 3 tahun , Jasmin mulai menunjukkan kepandaiannya. Felis menatap kosong Jasmin. “Ayah.. kenapa melamun”. “Tidak, ayah hanya berpikir kita harus pindah dari goa ini”. “Tidak, aku tidak mau ayah, kita harus tetap disini, Jasmin senang tinggal disini ayah”.”Jasmin dengar ayah, kita coba pergi ke kota, kita cari kehidupan baru disana”. “Kota itu apa ayah, aku tidak mau pergi ayah”. “ Jasmin, dikota itu Jasmin bisa punya teman banyak, disana jasmine juga bisa belajar lebih banyak, nanti kalau Jasmin tidak suka disana kita kembali lagi ke sini, bagaimana?”. “Iya ayah”.
Setelah sampai di kota Klorofil, Felis mencari tempat tinggal. Ia mencari pekerjaan dan Jasmin dimasukkan ke sekolah.”Ayah sekolah itu seperti apa?”. “Sekolah itu tempat kita belajar, supaya kita jadi pintar dan bisa mendapatkan apa saja yang kita mau”.
Jasmine pulang dai sekolah. “Jasmin sudah pulang yha nak, bagaimana sekolahnya tadi”. Jasmine dengan sedih menanyakan “Ayah , siapa itu ibu?, kenapa jasmine tidak punya ibu?”. Sambil memeluk Jasmin “Jasmin dengar ayah yah, hidup ini tidak sempurna saying”. “Terus ibu itu siapa ayah, kenapa Jasmin tidak punya ibu?, Jasmin mau punya ibu, ibu yang antar Jasmin setiap pagi ke sekolah, menemani Jasmin di sekolah dan jemput Jasmin kalau pulang sekolah”, sambil menangis Jasmin berharap punya ibu seperti teman-temannya.
“Jasmin, ayah akan menceritakan sesuatu”, sambil memeluk Jasmin. “Jasmin harus kuat, Jasmin harus bisa tanpa ibu, jasmine harus buktikan ke ibu Jasmin kalau Jasmin bahagia dan bisa mendapatkan semua yang Jasmin mau”. “Ibu Jasmin dimana Ayah?”. Dengan berat hati Felis perlahan berkata “Ibu jasmine sudah meninggal”. “Jadi Jasmin tidak punya Ibu ayah?, Jasmin tidak akan pernah punya ibu yah ayah?, kenapa ibu jahat tinggalkan Jasmin”, Jasmin menangis berharap memiliki ibu yang perhatian seperti teman-temannya.